Oleh InsyaALLAAH Tamim Pardede
Saat meminum obat yang benar, setelah melalui proses komunikasi dengan sel tubuh, maka magnetosomes bekerja mengangkut obat tsb keseluruh bagian tubuh yang membutuhkannya.
Magnetosomes berisi komposisi oksigen-besi, magnetite, yang juga ditemukan pada organisme yang lebih rumit, seperti lebah madu, salmon dan burung merpati, dan memainkan peran mendasar dalam navigasi luar tubuh atau dalam tubuh.
Hal ini belum dimengerti oleh para “pakar”, sebab mereka belum memahami model komunikasi antar materi didalam tubuh, termasuk saat obat dikonsumsi.
Bila sudah keluar dari tubuh, magnetosomes akan membentuk rangkaian kristal magnetit murni, pada kondisi manusia2 super (baca hybrid) kristal tersebut bahkan bisa berbentuk seperti mutiara. Dijelaskan sbb:
” Ketika ALLAAH telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malak; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lain Isa mencari dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh ALLAAH dari dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga.“ (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68)
Itulah gambaran yang paling jelas tentang magnetosomes, yang memang pada manusia2 super, magnetosomes bisa menjadi senjata dalam menghadapi musuh2 mereka. Saya sendiri InsyaALLAAH sudah dapat memproduksi magnetosomes sebanyak jutaan lebih mendekati milyar, yang bisa juga saya transfer kan melalui udara kesekitar saya dengan jarak diameter 300 meter keliling. Namun bentuknya belum bisa sempurna seperti mutiara, namun hanya seperti segitiga runcing anak panah. Hal itu juga mampu dilakukan oleh beberapa jin2 super seperti ifrit, namun tidak bagi jin2 kelas bawah. Yang mana orang2 sekitar saya akan merespon transfer dari saya tersebut dalam bentuk rasa gatal yang hebat, batuk, atau bersin. Serta dapat berlangsung hingga 8 jam. Saya merasa ada milyaran magnetosomes yang keluar dari tubuh saya.
Awalnya juga Nabi Isa SAW belum mampu mengeksplorasi magnetosomes tersebut pada saat beliau diutus kala yang pertama, makanya Beliau harus menyempurnakan ilmunya, itulah yang akan digunakan Beliau sebagai senjata nanti. Dijelaskan secara gamblang
“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44 (terjemahan baru)
Magnetosomes secara umum adalah besi magnetit (Fe3O4) yang dapat membuat sebuah orientasi pergerakan mikroorganisme mengikuti medan magnet. Hal ini dapat dijadikan navigasi standar untuk mengontrol penyebaran mikroorganisme pada lingkungan sekitar.
magnetosom telah ditemukan dalam beberapa organisme akuatik yang dapat tumbuh dengan baik di lingkungan yang rendah oksigen. Hal ini memunculkan hipotesis salah satu fungsi dari magnetosom mungkin bisa membuat sel akuatik menuju medan magnet bumi melalui sedimen tempat kadar oksigen yang rendah.
Magnetosom dikelilingi oleh membran tipis yang mengandung fosfolipid, protein, dan glikoprotein. Membrannya seperti membran sitoplasma pada umumnya, dan protein yang berfungsi mengikat Fe3+ dari lingkungan lalu diubah menjadi Fe3O4 yang merupakan bahan magnetosom.
Fungsi utama magnetosom didalam tubuh adalah menghantarkan obat yang dikonsumsi atau yang dibutuhkan oleh sel tubuh yang sakit.
Magnetosomes ini juga yang bertanggung jawab atas terjadinya badai protein sitokin atau bradykinin.
Magnetosom ini juga yang terpengaruh oleh gelombang elektromagnetik yang ada disekitar kita sehingga bisa membuat kita semakin kuat atau sebaliknya semakin lemah atau sakit.
Maka penggunaan alat2 berbasis elektro magnetik seharusnya dikaji lebih dalam, karena sangat beresiko pada kelangsungan hidup makhluk penghuni bumi ini. Peristiwa itu disebut sebagai hamburan biomagnetisme.
Biomagnetisme adalah fenomena medan magnetik yang dihasilkan oleh organisme hidup, yang masih merupakan bagian dari bioelektromagnetisme.
Awalnya penelitian biomagnetik tubuh dilakukan oleh Gerhard Baule dan Richard McFee pada 1963 dari Departement of Electrical Engineering, Syracuse University, New York mendeteksi medan biomagnetik dari hati manusia dengan menggunakan dua kumparan yang mempunyai 2 juta putaran lilitan yang dihubungkan dengan amplifier yang sangat sensitive.
Pada tahun 1970, David Cohen dari MIT dengan menggunakan magnetometer SQUID dapat mengukur medan biomagnetik dari hati manusia, kemudian di 1972 dengan menambah kepekaan magnetometer itu ia berhasil mengukur medan magnetik disekitar kepala yang dihasilkan oleh kegiatan otak. Selanjutnya pengamatan empirik menunjukan bahwa penyakit pada jaringan tubuh mengubah medan biomagnetik normal. Sebaliknya medan biomagnetik yang diberikan kepada jaringan organ dapat menghindarkan organ tersebut dari penyakit.
ion besi (fe) di hemoglobin, membuat darah bersifat magnetik. Lain-lain cairan tubuh yang mengandung hidrogen (proton) juga bersifat magnetik.
Ketika menahan napas atau bernapas pelan/halus maka jumlah oksigen di paru-paru relatif tetap/terbatas dibandingkan bernapas biasa.
Darah mengalir lewat paru-paru, hemoglobin mengambil oksigen cukup cepat.
Pada saat oksigen sedikit maka hemoglobin (yang magnetik) akan “mengantri” dengan energi minimum yaitu dengan arah kutub tiap molekul searah membentuk barisan saling menempel. Akibatnya darah dan tubuh menjadi magnetik